Sabtu, 22 Mei 2010

Mengatasi Kebosanan Hidup yang Membosankan


Mengalami kebosanan dan kejemuan hidup?
Kadang kita semangat, kadang kita bosan. Kita bisa semangat itu karena :
a)      Ingin mendapatkan sesuatu. (Punya tujuan tertentu)
b)      Menikmati sesuatu yang dilakukan.
c)      Ada tantangan yang merasa bisa dilewati.
————————————————————
a)      Semangat karena ingin mendapatkan sesuatu. (Punya tujuan tertentu)
Contohnya : Jika kita punya tanggungan keluarga yang kita cintai, kita akan bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan, bahkan ketika pekerjaannya tidak menyenangkan. Yang membuat kita semangat adalah adanya tujuan tertentu (ingin mendapatkan sesuatu).

Jadi kalau kita merasa bosan, itu tandanya kita tidak punya tujuan atau kita tidak ingin mendapatkan sesuatu. Tetapi apakah betul kita tidak ingin mendapatkan sesuatu? Padahal kalau ditanya apa keinginan kita, ternyata banyak sekali kan? Nah, sebenarnya kita yang merasa bosan, tidak semangat, dan jemu dengan kehidupan itu bukan karena kita tidak ingin mendapatkan sesuatu, tetapi :
1.      Kita lupa bahwa kita ingin mendapatkan sesuatu,
2.      Kita bingung dengan apa yang kita inginkan tersebut, dan
3.      Kita tidak tahu bagaimana cara mendapatkan keinginan kita tersebut.

Kadang rutinitas dalam proses meraih tujuan, justru membuat kita terlupakan tujuan kita itu, sehingga rasanya bosan. Jika kita mengalami kebosanan hidup, cobalah untuk menyendiri, menenangkan pikiran, mengingat-ingat kembali apa yang menjadi tujuan selama ini. Seringnya kita kan tidak meluangkan waktu, misalnya setelah Sholat yang sebenarnya adalah kesempatan yang sangat baik untuk merenung seperti ini, tetapi jangankan merenung, saat Sholat saja pikiran kita tidak tenang, memikirkan berbagai permasalahan bahkan sejak sebelum Sholat sampai Sholat selesai. Jadi tidak ada kesempatan pikiran untuk tenang. Lama-kelamaan di puncak kelelahan pikiran, seolah terlupalah apa yang menjadi tujuan kita, lalu kita merasa bosan dengan hidup.
Atau juga sebenarnya kita merasa bingung dengan tujuan dan apa yang kita inginkan. Sering kan kita merasa ingin hidup bahagia. Tetapi kita bingung hidup yang bahagia itu yang seperti apa? Akhirnya kita hanya ikut-ikutan pendapat kebanyakan orang bahwa bahagia itu jika punya banyak penghasilan. Lalu apapun kita kerjakan asal bisa punya banyak penghasilan tanpa melihat bahwa yang kita kerjakan itu ternyata membosankan. Jadi jika kita merasa bosan dengan hidup, coba kita pikirkan juga, apa sebenarnya yang menjadi tujuan kita? Tujuan-tujuan hidup yang selalu bisa membuat seseorang puas adalah tujuan-tujuan Agamis dan Sosial. Tujuan bersifat jangka panjang. Tetapi tidak sekedar jangka panjang saja, harus tersusun dari tujuan-tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek yang terdekat adalah yang paling mudah dikerjakan dan dicapai. Karena tanpa tujuan jangka pendek, tujuan jangka panjang biasanya akan terasa sangat jauh dan seolah tidak mungkin dicapai, dan ini akan membuat hidup jadi melelahkan karena tujuan tak kunjung tercapai, akhirnya hidup semakin membosankan.
Bisa juga kita merasa hidup membosankan walaupun sudah memiliki tujuan, ini karena kita tidak tahu bagaimana cara meraih tujuan tersebut, atau cara yang kita lakukan bukan cara yang tepat. Ibaratnya orang yang terjebak dalam gua berbentuk tabung dengan salah satu ujungnya adalah pintu keluar yang kebetulan tertutup batu besar. Dan ternyata orang tersebut meyakini bahwa pintu yang tertutup batu itu berada di sisi ujung tabung satunya. Dia pun berusaha sekuat tenaga mendorong, menggali, dsb. Walaupun keinginannya sangat kuat dan tujuannya jelas yaitu keluar dari gua, tetapi jika tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk keluar, lama-kelamaan bosan juga. Jika itu yang terjadi pada kita, satu-satunya solusi adalah belajar. Belajar pun tidak pernah membosankan jika kita merasa ingin tahu. Salah satu cara paling mudah adalah minta pendapat orang lain. Jika orang lain tersebut tidak bisa memberi pendapat, mintai saja referensinya siapa yang menurut dia bisa memberi pendapat yang bagus. Cara-cara dan cukup efektif adalah membaca buku, terutama yang menceritakan pengalaman orang lain bagaimana meraih tujuan. Lebih mudah lagi lewat internet.

b)      Semangat karena menikmati sesuatu yang dilakukan.
Contohnya : orang yang hobi main game, saking semangatnya bisa-bisa tidak sadar bermain seharian dan merasa tidak lapar sehingga lupa makan. Jadi kalau tidak ingin merasa bosan, pilih pekerjaan, aktifitas, dan rutinitas yang sesuai minat. Jika kebetulan rutinitas yang dipegang adalah rutinitas yang netral, tidak menyenangkan juga tidak membosankan. Dan biasanya dalam waktu yang lama akan terasa membosankan. Solusinya sederhana, cukup butuh refreshing, minimal ada selingan dengan melakukan sesuatu yang disenangi. Dengan begitu, kembali ke aktifitas rutinitas seolah memulai hal baru lagi. Itu sebabnya di sekolah, instansi, perusahaan, dsb ada kegiatan santai bersama yang dilakukan berkala. Misalnya olahraga sepekan sekali, wisata setahun dua kali, dsb.

c)      Semangat karena ada tantangan yang merasa bisa dilewati.
Contohnya : orang yang melihat teka-teki silang yang masih kosong, cenderung bersemangat untuk mengisinya. Umumnya kita dalam beraktifitas apalagi mengerjakan sesuatu yang bersifat rutinitas, misalnya masuk kerja, berangkat sekolah, dsb, tidak membuat target-target kecil, atau tidak menemukan tantangan-tantangan sederhana yang bisa dikerjakan dan menarik dicoba. Namanya juga rutinitas, umumya kita sekedar menghabiskan waktu saja dengan melakukan itu-itu saja. Tentu saja membosankan.
Contoh membangun tantangan sederhana tetapi menarik : sekretaris kantor yang rutin bekerja dengan pekerjaan itu-itu saja membuat tantangan pribadi yaitu memikirkan bagaimana mengarsip dokumen yang paling efektif. Selanjutnya akan diajarkan pada organisasi di kampungnya. Cukup sederhana kan? Kalau perlu, metode tersebut dibuat tulisan dengan rapi lalu dikirim ke penerbit untuk menjadi buku. Dengan tantangan tersebut, tentu rutinitas di kantor justru menjadi kesempatan yang ditunggu-tunggu dan tidak membosankan.

Catatan : Kebosanan dan kejemuan hidup itu ada dua jenis, yang pertama, kebosanan yang berbahaya, kedua, kebosanan yang sekedar sebuah masalah hidup. Uraian di atas secara umum membahas kebosanan yang sekedar sebuah masalah hidup. Sedangkan kebosanan yang berbahaya adalah kebosanan karena kegersangan hati, hati serasa hampa, kosong, dan akhirnya resah dan gelisah. Kebosanan ini disebabkan jauh dari Allah Swt. Karena hati manusia sudah difitrohkan ketika diciptakan bahwa ia akan membutuhkan sosok Tuhan. Kebosanan ini berbahaya karena jika hatinya tidak segera dipertemukan dengan hidayah Allah Swt bisa menimbulkan stres, gelisah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit dalam yang oleh kedokteran dianggap penyakit akibat banyak pikiran.
Wallaahu A’lam….

1 komentar: