Minggu, 23 Mei 2010

Anak Alay

apa sih anak Alay itu?

Inilah ciri - cirinya..

1. selalu ngerasa paling tau tentang musik.

2. tongkrongannya di pinggir pinggir jalan (yang cewek godain cowok,yang cowok godain cewe yang lagi lewat)

3. kalo di mall selalu bawa headset buat dengerin lagu lewat handphone(suka pamer ga jelas & sok asik gitu deh).

4. sok EMO tapi ditanya sejarahnya emo ga tau.

5. sok pengen ‘gaul’ mau ngikutin tren yang sekarang tapi terlalu LEBAY (cth: nge-mix baju ga kira kira ; baju ijo, celana kotak kotak, sepatu merah,kacamata biru! NORAK !)

6. dimana mana selalu ada acara yg namanya ‘putu putu narziz’ (entah itu di sekolah, WC, mobil, kamar, stasiun, angkot,dll).

7. fotonya ga nahan smua! (dengan gaya di imut imutin,dideketin lampu biar ‘terang bgt’,foto deket bgt dari wajah *biar jeleknya ga keliatan*,foto dari atas *biar kelihatan keren kali ya*,dll..pokoknya yang bisa bikin ENEG semua orang)(kamera VGA aj sok sokan)

8. buat cewek tiap hari kerjaannya ngomongin ttg cowooooooooo mulu! (cth: eh tau ga si A tadi gini loh sama gue hahaha lucu bgt ya? *ga lucu!)(yah pokoknya sok pamer gitu deh*berasa cantik)

9. buat cowok..tiap hari kerjaannya cari musuh(ribut) mulu sama temen temen cowoknya yg lain *biar dianggep keren gitu*

10. di friendster.. bagi yang cewek di ff nya majang cowok cowok ganteng semua *meski ga kenal,biar dianggep cantik & gaul* kalo yg cowok ya majang ffnya cewek semua*walau ga kenal* biar dikata cowok ganteng. IH JIJAY!

11. T U L I S A N
> - iya : ia
> - kamu: kamuh, kammo, kamoh, kamuwh, kamyu, qamu, etc
> - aku : akyu,aq,akko,akkoh,aquwh,etc
> - maaf: mu’uph,muphs,maav,etc
> - sorry: cowyie,cory,tory(?),etc
> - add : ett,etths,aad,edd,etc
> - for : vo,fur(zz),pols,etc
> - lagi : agi,agy
> - makan: mums,mu’umhs,etc
> - lucu : lutchuw,uchul,luthu,etc
> - siapa: cppa,cp,ciuppu,siappva,etc
> - apa : uppu,apva,aps,etc
> - narsis: narciezt,narciest,etc
> &&& masih bnyak lagi!

12. suka ngirim bulbo ga jelas di fs :”akko onlenndh dcnniih” ato “ayokk perang cummendh cmma saiia” etc (paling parah lagi kalo ngirim bulbo dengan judul “BAJINGAN” tapi isinya kosong!) ih kampret bner deh tu orang orang alay.

13. menganggap dirinya eksis di friendster (kalo comments banyak itu berarti anak gaul jadi lomba banyak-banyakan comment) *please deh ga bgt! emang kenapa coba kalo commentnya banyak?dapet rekor muri ya? ga penting bgt deh..

14. kalo ada org yg cuman view profil kita , kita bilang gini : “hey cuman view nih?” ato “heey jgn cuman view doang,add dong!“ (kalo emang segitu pentingnya orang nge-ADD buat kita..kenapa kita ga nge-ADD dia waktu kita mau ngasih testi?)-__-

15. friendster dipenuhi glitter-glitter norak yang pastinya bisa ngerusak retina mata zz

16. nama friendster mengagung -agungkan diri sendiri,seperti : pRinceSs cuTez,sHa luccU,tIkka cAntieqq,etc. (pede bgt sih?)

17. kata /singkatan selalu diakhiri huruf z/s (cth : nama adalah talitra,dbuat jadi : talz. nama adalah niken,dibuat jadi qens..dsb!)

18. foto di friendster bisa nyampe 300 lebih padahal cuman foto DIRINYA SENDIRI

19. diam diam mengidolakan : kangen band, st12, radja, ato bahkan GARNET BAND -_-

20. suka menghina orang lain yang ga sama kaya dia.

21. tulisannya GedE-kEcIL norak

22. kemana-mana make boxer(biasanya gmbr ganja,biar di blg gaul),atasan sweater,ga lupa make topi gambar ganja jg biar d bilang petani ganja kali

23. naek motor pada blaga kebut2an ambil goyangin pantat biar dikira kayak pembalap. motorny gk pake spion,knalpot racing yg bkn kuping lo budek parah,gk lupa jg stiker ‘46’(biar diblg valentino rossi ya). biasanya dilakukan dengan efek menggoyang2kan bokong

24. klo jalan kaki psti rame-rame,trus tangannya ga bisa diem, suka metikin daon d pohon ato metik buah orang.

25. tiap malem minggu suka sok mabok di pinggir jalan, pdhl cma minum anggur kolesom.

26.rambutnya pirang matahari.dan kayaknya bau deh

27.kalo cowok biasanya pake baju ketat, terkadang tanpa lengan yang tujuannya entah pamer otot atau bulu ketek. celana tanggung kotak2 dan sepatu yg diinjek belakangnya tanpa kaos kaki.

29.kalo cewek biasanya pake baju yg sok2 kebuka warna ngejreng yang menarik perhatian(mau muntah), kadang pake sepatu plastik transparan.

30.jika anda perhatikan aksesoris mereka, memakai kalung rantai yg biasa d pake anjing, gelang yg astaga bnyknya kayak dukun gypsi, dan kadang ada juga yang pake rantai dompet penghubung kemaluan dengan bokong mereka yang tujuannya entah untuk apa.

31.kalo berhadapan dengan lawan jenis biasanya rasionya berat sebelah, omongan jadi sok asik, dengan pola sok aksi

32.kalo udah nemu lawan jenis biasanya jadi lebay, ngerokok2, ngelawak jayus, bahkan terkadang dilanjutkan dengan poin nomer 2

Ngerasa salah satu poin diatas? he..he..

Sabtu, 22 Mei 2010

Mengatasi Kebosanan Hidup yang Membosankan


Mengalami kebosanan dan kejemuan hidup?
Kadang kita semangat, kadang kita bosan. Kita bisa semangat itu karena :
a)      Ingin mendapatkan sesuatu. (Punya tujuan tertentu)
b)      Menikmati sesuatu yang dilakukan.
c)      Ada tantangan yang merasa bisa dilewati.
————————————————————
a)      Semangat karena ingin mendapatkan sesuatu. (Punya tujuan tertentu)
Contohnya : Jika kita punya tanggungan keluarga yang kita cintai, kita akan bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan, bahkan ketika pekerjaannya tidak menyenangkan. Yang membuat kita semangat adalah adanya tujuan tertentu (ingin mendapatkan sesuatu).

Jadi kalau kita merasa bosan, itu tandanya kita tidak punya tujuan atau kita tidak ingin mendapatkan sesuatu. Tetapi apakah betul kita tidak ingin mendapatkan sesuatu? Padahal kalau ditanya apa keinginan kita, ternyata banyak sekali kan? Nah, sebenarnya kita yang merasa bosan, tidak semangat, dan jemu dengan kehidupan itu bukan karena kita tidak ingin mendapatkan sesuatu, tetapi :
1.      Kita lupa bahwa kita ingin mendapatkan sesuatu,
2.      Kita bingung dengan apa yang kita inginkan tersebut, dan
3.      Kita tidak tahu bagaimana cara mendapatkan keinginan kita tersebut.

Kadang rutinitas dalam proses meraih tujuan, justru membuat kita terlupakan tujuan kita itu, sehingga rasanya bosan. Jika kita mengalami kebosanan hidup, cobalah untuk menyendiri, menenangkan pikiran, mengingat-ingat kembali apa yang menjadi tujuan selama ini. Seringnya kita kan tidak meluangkan waktu, misalnya setelah Sholat yang sebenarnya adalah kesempatan yang sangat baik untuk merenung seperti ini, tetapi jangankan merenung, saat Sholat saja pikiran kita tidak tenang, memikirkan berbagai permasalahan bahkan sejak sebelum Sholat sampai Sholat selesai. Jadi tidak ada kesempatan pikiran untuk tenang. Lama-kelamaan di puncak kelelahan pikiran, seolah terlupalah apa yang menjadi tujuan kita, lalu kita merasa bosan dengan hidup.
Atau juga sebenarnya kita merasa bingung dengan tujuan dan apa yang kita inginkan. Sering kan kita merasa ingin hidup bahagia. Tetapi kita bingung hidup yang bahagia itu yang seperti apa? Akhirnya kita hanya ikut-ikutan pendapat kebanyakan orang bahwa bahagia itu jika punya banyak penghasilan. Lalu apapun kita kerjakan asal bisa punya banyak penghasilan tanpa melihat bahwa yang kita kerjakan itu ternyata membosankan. Jadi jika kita merasa bosan dengan hidup, coba kita pikirkan juga, apa sebenarnya yang menjadi tujuan kita? Tujuan-tujuan hidup yang selalu bisa membuat seseorang puas adalah tujuan-tujuan Agamis dan Sosial. Tujuan bersifat jangka panjang. Tetapi tidak sekedar jangka panjang saja, harus tersusun dari tujuan-tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek yang terdekat adalah yang paling mudah dikerjakan dan dicapai. Karena tanpa tujuan jangka pendek, tujuan jangka panjang biasanya akan terasa sangat jauh dan seolah tidak mungkin dicapai, dan ini akan membuat hidup jadi melelahkan karena tujuan tak kunjung tercapai, akhirnya hidup semakin membosankan.
Bisa juga kita merasa hidup membosankan walaupun sudah memiliki tujuan, ini karena kita tidak tahu bagaimana cara meraih tujuan tersebut, atau cara yang kita lakukan bukan cara yang tepat. Ibaratnya orang yang terjebak dalam gua berbentuk tabung dengan salah satu ujungnya adalah pintu keluar yang kebetulan tertutup batu besar. Dan ternyata orang tersebut meyakini bahwa pintu yang tertutup batu itu berada di sisi ujung tabung satunya. Dia pun berusaha sekuat tenaga mendorong, menggali, dsb. Walaupun keinginannya sangat kuat dan tujuannya jelas yaitu keluar dari gua, tetapi jika tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk keluar, lama-kelamaan bosan juga. Jika itu yang terjadi pada kita, satu-satunya solusi adalah belajar. Belajar pun tidak pernah membosankan jika kita merasa ingin tahu. Salah satu cara paling mudah adalah minta pendapat orang lain. Jika orang lain tersebut tidak bisa memberi pendapat, mintai saja referensinya siapa yang menurut dia bisa memberi pendapat yang bagus. Cara-cara dan cukup efektif adalah membaca buku, terutama yang menceritakan pengalaman orang lain bagaimana meraih tujuan. Lebih mudah lagi lewat internet.

b)      Semangat karena menikmati sesuatu yang dilakukan.
Contohnya : orang yang hobi main game, saking semangatnya bisa-bisa tidak sadar bermain seharian dan merasa tidak lapar sehingga lupa makan. Jadi kalau tidak ingin merasa bosan, pilih pekerjaan, aktifitas, dan rutinitas yang sesuai minat. Jika kebetulan rutinitas yang dipegang adalah rutinitas yang netral, tidak menyenangkan juga tidak membosankan. Dan biasanya dalam waktu yang lama akan terasa membosankan. Solusinya sederhana, cukup butuh refreshing, minimal ada selingan dengan melakukan sesuatu yang disenangi. Dengan begitu, kembali ke aktifitas rutinitas seolah memulai hal baru lagi. Itu sebabnya di sekolah, instansi, perusahaan, dsb ada kegiatan santai bersama yang dilakukan berkala. Misalnya olahraga sepekan sekali, wisata setahun dua kali, dsb.

c)      Semangat karena ada tantangan yang merasa bisa dilewati.
Contohnya : orang yang melihat teka-teki silang yang masih kosong, cenderung bersemangat untuk mengisinya. Umumnya kita dalam beraktifitas apalagi mengerjakan sesuatu yang bersifat rutinitas, misalnya masuk kerja, berangkat sekolah, dsb, tidak membuat target-target kecil, atau tidak menemukan tantangan-tantangan sederhana yang bisa dikerjakan dan menarik dicoba. Namanya juga rutinitas, umumya kita sekedar menghabiskan waktu saja dengan melakukan itu-itu saja. Tentu saja membosankan.
Contoh membangun tantangan sederhana tetapi menarik : sekretaris kantor yang rutin bekerja dengan pekerjaan itu-itu saja membuat tantangan pribadi yaitu memikirkan bagaimana mengarsip dokumen yang paling efektif. Selanjutnya akan diajarkan pada organisasi di kampungnya. Cukup sederhana kan? Kalau perlu, metode tersebut dibuat tulisan dengan rapi lalu dikirim ke penerbit untuk menjadi buku. Dengan tantangan tersebut, tentu rutinitas di kantor justru menjadi kesempatan yang ditunggu-tunggu dan tidak membosankan.

Catatan : Kebosanan dan kejemuan hidup itu ada dua jenis, yang pertama, kebosanan yang berbahaya, kedua, kebosanan yang sekedar sebuah masalah hidup. Uraian di atas secara umum membahas kebosanan yang sekedar sebuah masalah hidup. Sedangkan kebosanan yang berbahaya adalah kebosanan karena kegersangan hati, hati serasa hampa, kosong, dan akhirnya resah dan gelisah. Kebosanan ini disebabkan jauh dari Allah Swt. Karena hati manusia sudah difitrohkan ketika diciptakan bahwa ia akan membutuhkan sosok Tuhan. Kebosanan ini berbahaya karena jika hatinya tidak segera dipertemukan dengan hidayah Allah Swt bisa menimbulkan stres, gelisah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit dalam yang oleh kedokteran dianggap penyakit akibat banyak pikiran.
Wallaahu A’lam….

Bisnis Modal Dengkul

Logikanya, bisnis pasti memerlukan modal uang, bukan modal dengkul. Jadi, mana mungkin memulai bisnis dengan modal dengkul? Mungkin saja. Ingin tahu rahasianya? Baca terus yang berikut.

MODAL DASAR
Ternyata memulai suatu bisnis tidak harus selalu diawali dengan uang. Uang memang penting, tetapi ternyata bukan yang terpenting.

Ada tiga modal dasar yang harus kita miliki jika ingin memulai suatu usaha :

1. Keberanian.

Jika ingin memulai usaha baru, modal pertama dan terutama bukanlah uang, tetapi keberanian: keberanian berubah, keberanian untuk bermimpi, keberanian untuk bertindak, keberanian untuk gagal, dan keberanian untuk sukses. Segunung ide dan segudang uang tak ada artinya tanpa keberanian. Henry Nestle, raja bisnis dalam industri makanan bayi dan makanan kering, memulai bisnisnya dari keberanian untuk berubah. Pada masa krisis ekonomi berkepanjangan, sulit bagi rakyat di negaranya untuk mencari makanan untuk bayi. Nestle yang pada saat itu adalah seorang ahli kimia, menggunakan keahliannya untuk menemukan solusi terbaik bagi makanan bayi yang mudah dibuat dan bergizi. Setelah berjuang untuk berusaha, akhirnya Henry berhasil menemukan ramuan yang paling tepat untuk makanan bayi. Temuannya ini kemudian dikembangkan menjadi bisnis yang berhasil dan mendunia.

2. Keyakinan.

Selain keberanian, kita juga perlu memiliki keyakinan sukses. Keyakinan ini hanya bisa kita dapatkan jika kita memiliki mimpi sukses yang jelas. Semakin jelas gambaran kita mengenai mimpi kita, semakin tinggi derajat keyakinan kita untuk sukses. Dengan gambaran yang jelas, akan lebih mudah bagi kita untuk mempersiapkan semua yang diperlukan ataupun dipersyaratkan bagi terwujudnya mimpi tersebut. Kenichi Ohmae, ”Management Guru” dari Jepang, melihat perlunya semua orang, terutama pelaku bisnis untuk memiliki gambaran kesuksesan mereka di masa depan dengan jelas, karena gambaran yang jelas ini dapat menumbuhkan keyakinan untuk mewujudkannya secara proaktif. Keyakinan juga bisa ditumbuhkan dari persiapan yang cukup. Charles Schwab seorang investor yang merupakan pionir dalam mendirikan perusahaan pialang, dengan menuliskan semua yang ingin diraihnya secara rinci. Rincian mimpi sukses ini disusun kembali berdasarkan prioritas yang ingin dicapainya, dan rencana aksi untuk mencapainya. Strategi penyusunan prioritas dan rencana aksi ini, ternyata berhasil menumbuhkan keyakinan Schwab untuk sukses. Dengan strategi ini, Schwab berhasil membangun kerajaan bisnisnya di bidang investasi, sehingga menjadi perusahaan pialang terkemuka di dunia.

3. Ketekunan.

Membangun sebuah bisnis memang tidak mudah. Upaya ini memerlukan perjuangan yang tekun sebelum sukses dapat diwujudkan. Orang yang sukses adalah orang yang tidak menyerah sebelum sukses itu dapat diraih. Mungkin saja ia harus mengalami banyak kegagalan, tetapi ia bangkit kembali dan memiliki keuletan untuk mencoba lagi. Thomas Alva Edison, penemu bola lampu, dan pendiri perusahaan barang-barang elektronik terkemuka di dunia, General Electrics, juga berhasil berkat ketekunannya yang luar biasa. Dalam upaya menemukan bola lampu tersebut, Edison harus mengalami banyak kegagalan. Jika orang lain berhenti berusaha ketika terantuk pada kegagalan yang pertama, kedua, ketiga ataupun keempat, tidak demikian dengan Edison. Ia puluhan kali harus mengalami kegagalan, sebelum akhirnya bola lampu berhasil ditemukannya. Ketekunannya ini membuahkan hasil yang tidak hanya bisa dinikmati oleh Thomas Alva Edison sendiri, melainkan juga oleh seluruh dunia. Ray ”McDonald” Kroc juga memiliki ketekunan yang luar biasa dalam membangun bisnis makanan cepat sajinya ini. Sebelum meraih keberhasilan, berbagai profesi pernah ditekuninya, dari supir truk sampai salesman, dari posisi terendah sampai tertinggi. Semua dijalaninya dengan tekun tanpa putus asa, walaupun berbagai penolakan, kegagalan harus dijalaninya. Hasilnya? Luar biasa. Ketekunan Ray Kroc telah mempersembahkan kerajaan bisnis makanan cepat saji yang telah menggurita di seluruh dunia.

MODAL DENGKUL

”Saya tidak punya uang untuk memulai usaha. Saya belum memiliki cukup modal untuk berbisnis.” Ini yang sering dijadikan alasan oleh banyak orang yang menunda memulai usaha sendiri. Ternyata kita tidak perlu menunggu sampai modal besar datang. Usaha bisa dimulai dengan modal ”dengkul”. Caranya?

1. Ide.
Semua usaha berawal dari sebuah ide yang kemudian dijual. Jadi, asal kita sudah punya ide bisnis yang baik, walaupun belum punya modal, kita bisa menjual ide bisnis kita tersebut untuk kemudian dijadikan uang. Bill Gates, kaisar kerajaan Microsoft, juga memulai usahanya dengan modal ide. Setelah drop out dari Harvard, Bill Gates berani bermimpi untuk memiliki bisnis yang dapat menjadi saingan IBM. Mimpi ini ia pupuk terus sehingga membuahkan keberanian untuk bertindak. Dengan keberanian ini, Bill Gates menjual ide briliannya yang menawarkan solusi bisnis di bidang teknologi informasi ke berbagai investor, sampai akhirnya ia mampu menggalang dana yang cukup untuk memulai usahanya.

2. Kemitraan ala Restoran Padang.
Jika kita punya keterampilan tapi tidak punya uang, mengapa kita tidak bermitra dengan orang yang punya uang, tetapi tidak mempunyai keberanian dan keterampilan yang kita miliki. Strategi bisnis dengan prinsip kerja sama win-win ini ternyata sudah lama diterapkan oleh para pelaku bisnis yang menekuni usaha restoran Padang. Tim manajemen dan pemilik modal bermitra untuk menjalankan bisnis ini. Tim manajemen tidak digaji melainkan diberikan bagian keuntungan (sesuai dengan prosentasi yang disepakati bersama) yang diperoleh dari menjalankan bisnis restoran tersebut. Strategi kemitraan seperti ini tentunya bisa juga diterapkan di industri yang berbeda.

3. Bayar di Muka.
Dasar dari sebuah bisnis adalah kepercayaan. Jika orang lain telah menaruh kepercayaan kepada kita, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan bisnis dengan modal dengkul. Misalnya saja, jika kita mendapat pesanan untuk mengekspor barang ke luar negeri, tetapi kita tidak punya cukup uang untuk memproduksi barang yang akan diekspor tersebut, kita bisa mencoba untuk meminta pembeli untuk membayar di muka sebagian. Uang yang kita dapatkan ini bisa kita gunakan untuk memproduksi barang yang telah dipesan. Untuk mendapatkan uang muka tersebut, kita juga bisa mencoba mengajukan aplikasi kredit ekspor ke bagian Trade Services di Bank, dengan menunjukkan sales contract yang sudah ditandatangani untuk mengekspor sejumlah barang serta dokumen lain yang diperlukan. Dengan menunjukkan kepastian pembelian barang dari mitra di luar negeri, akan lebih mudah bagi kita untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank. Cara ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang mengekspor barang ke luar negeri ataupun yang mengimpor barang dari luar negeri.

4. Perantara.
Tidak ada modal bukan merupakan alasan bagi kita untuk tidak memulai usaha. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memulai bisnis dengan modal dengkul. Salah satunya adalah dengan bertindak sebagai perantara. Di sini kita bertindak seperti perantara antara produsen (pemilik barang) dan konsumen (pembeli barang). Kita bisa membantu orang yang memiliki barang untuk menjualkan barangnya kepada konsumen. Lalu kita bisa menjualkan barang tersebut di tempat usaha kita (dengan cara konsinyasi). Setelah barang terjual, kita bisa mendapatkan komisi dari hasil yang terjual. Uang yang berhasil kita kumpulkan, bisa kita gunakan untuk mengembangkan bisnis kita lebih lanjut. Cara ini digunakan oleh Charles Scwab dengan bisnis pialangnya yang menjadi perantara dalam penjualan saham dan surat-surat berharga lainnya.

5. Jual Keahlian.
Jika kita memiliki keahlian ataupun pengalaman berharga di suatu bidang yang jarang dimiliki orang lain, kita bisa mencoba menjual keahlian dan pengalaman kita tersebut untuk membantu orang lain dalam melakukan bisnis mereka. Jika kita memiliki pengalaman dan keahlian di bidang IT, kita bisa menawarkan pengalaman dan keahlian kita sebagai solusi bagi bisnis orang lain. Jika kita memiliki keahlian dalam bidang bahasa Inggris, kita bisa menawarkan jasa terjemahan dokumen, interpreting dalam seminar ataupun pertemuan bisnis, maupun pelatihan bahasa Inggris bagi pelaku bisnis. Jika kita memiliki keahlian dalam musik, kita bisa menawarkan keahlian kita untuk menghibur orang lain di berbagai acara, ataupun melatih orang lain untuk memainkan alat musik yang bisa kita mainkan. Para konsultan bisnis, konsultan pendidikan, artis, dan olahragawan profesional menggunakan strategi ini untuk meraih sukses.

Pada prinsipnya, jika kita sudah bertekad untuk memulai sebuah bisnis, uang bukanlah modal utama. Yang perlu dimiliki adalah keberanian, keyakinan, dan ketekunan. Setelah itu, untuk memulai usaha, kita tidak perlu menunggu sampai modal besar terkumpul. Kita bisa mendapatkan modal dari berbagai sumber, antara lain dengan menjual ide, menerapkan manajemen ala restoran padang, memenangkan kepercayaan mitra bisnis sehingga mereka bersedia bayar di muka untuk jasa yang kita tawarkan, menjadi perantara ataupun menjual keahlian kita sebagai solusi bagi orang lain.
Jadi, siapa bilang kita tidak bisa memulai usaha dengan ”modal dengkul”?

Jumat, 23 April 2010

Resep Sukses Bangsa Jepang


Setelah Hiroshima dan Nagasaki luluh lantah terkena bom atom sekutu (Amerika), Jepang pelan tapi pasti berhasil bangkit. Mau tidak mau harus diakui saat ini Jepang bersama China dan Korea Selatan sudah menjelma menjadi macan Asia dalam bidang teknologi dan ekonomi. Kali ini, saya mencoba merumuskan 10 resep yang membuat bangsa Jepang bisa sukses seperti sekarang. Kita mencoba belajar sisi Jepang yang baik yang bisa diambil untuk membangun republik ini. Kalau ditanya apakah semua sisi bangsa Jepang selalu baik, tentu jawabannya tidak. Banyak juga budaya negatif yang tidak harus kita contoh. Berikut 10 resep sukses Bangsa Jepang :

1. KERJA KERAS

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.

2. MALU

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. HIDUP HEMAT

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian. Termasuk saya dulu sempat berpikir kenapa pemanas ruangan menggunakan minyak tanah yang merepotkan masih digandrungi, padahal sudah cukup dengan AC yang ada mode dingin dan panas. Alasannya ternyata satu, minyak tanah lebih murah daripada listrik. Professor Jepang juga terbiasa naik sepeda tua ke kampus, bareng dengan mahasiswa-mahasiswanya

4. LOYALITAS

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan. Kota Hofu mungkin sebuah contoh nyata. Hofu dulunya adalah kota industri yang sangat tertinggal dengan penduduk yang terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetap bertahan (tidak pergi ke luar kota) dan punya komitmen bersama untuk bekerja keras siang dan malam akhirnya mengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkan saat ini kota industri terbaik dengan produksi kendaraan mencapai 160.000 per tahun.

5. INOVASI

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan juga relatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat dan lebih hemat bahan bakar. Perusahaan Matsushita Electric yang dulu terkenal dengan sebutan “maneshita” (peniru) punya legenda sendiri dengan mesin pembuat rotinya. Inovasi dan ide dari seorang engineernya bernama Ikuko Tanaka yang berinisiatif untuk meniru teknik pembuatan roti dari sheef di Osaka International Hotel, menghasilkan karya mesin pembuat roti (home bakery) bermerk Matsushita yang terkenal itu.

6. PANTANG MENYERAH

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia. Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini.


7. BUDAYA BACA

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan

8. KERJASAMA KELOMPOK

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. MANDIRI

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. JAGA TRADISI

Dengan sedikit cerita dari saya, semoga artikel ini dapat memotivasi anda untuk menjadi lebih maju. Semangat!!

Sekolah demi IPK atau Skill?

Banyak orang masih berpendapat bahwa IPK adalah tujuan utama kuliah sehingga mereka menghabiskan waktunya mati2an untuk meraih IPK bahkan dengan mengorbankan hal-hal yg lain demi sebuah IPK. Harapan para pelajar ini adalah bahwa dengan pekerjaan akan mudah diraih jika mereka mendapatkan IPK setinggi-tingginya.

Aku pribadi berpendapat lain. Menurutku jika seseorang sekolah hanya mendapatkan IPK dan tidak mendapatkan lain-lainnya, maka dia telah membuang-buang umurnya sekolah bertahun-tahun hanya untuk selembar kertas yg tidak banyak gunanya. Sebaliknya, yg semestinya didapatkan oleh seorang alumni PT adalah skill dan IPK hanyalah sampingan saja.

Di sinilah kesalahan para pelajar yg kuliah tapi tidak tahu apa yg seharusnya mereka raih sewaktu kuliah. IPK bukanlah tujuan dari sebuah proses perkuliahan. Itu hanyalah sebuah standard pengukuran untuk engetahui keberhasilan mahasiswa tersebut dalam proses belajar.

Semestinya memang IPK itu menunjukkan skill seseorang. Namun pada kenyatannya, ada juga banyak metode yg bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa sehingga dia bisa meraih IPK tinggi namun tidak memiliki skill yg cukup. Oleh karenanya employer “tidak percaya” pada IPK . Employer tetap menguji si calon pegawai dengan wawancara dan berbagai test lainnya untuk melihat apakah si pelamar memiliki skill yg dibutuhkan atau tidak.

Skill tidak sama dengan Knowledge. Yg aku maksud itu memang skill alias keahlian. Knowledge itu hanyalah sebuah pengetahuan. Knowledge tidak bisa menjamin apakah seseorang itu mampu melakukan sesuatu atau tidak karena dia baru sampai di tahap tahu. Sementara seserang yg memiliki skill, tentu bisa melakukan sesuatu yg membutuhkan skill-nya tersebut.

Secara umum, skill itu bisa dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu:

1. Skill terhadap benda/alat
2. Skill terhadap manusia
3. Skill terhadap data

Di tempat kursus, yg bisa didapat hanyalah skill untuk menangani atau menghadapi benda-benda atau alat-alat. Sebagai contoh, seorang yg kursus montir, akan mampu mengganti busi, membuka roda mobil dan keahlian-keahlian lainnya untuk menangani benda tersebut (yg dalam hal ini adalah mobil). Tentu saja tidak semua tempat kurus juga bisa memberikan skill. Ada juga beberapa tempat kurus yg hanya memberikan knowledge/pengetahuan sementara lulusan kursus harus tetap berlatih di luar untuk mendaptkan skill.

Skill terhadap manusia tidak didapat dari tempat kursus. Skill ini didapat dari bersosialisasi dan berorganisasi. Di tempat kursus atau seminar hanya mungkin diberikan pengetahuan tentang skill ini, namun jika ingin menguasainya maka seseorang harus melatih dan menggunakannya. Tempat kursus/seminar tidak bisa menyediakan arena yg memadai untuk mendapatkan skill dalam kategori ini. Contoh skill yg masuk dalam kategori ini adalah: skill bernegosiasi, skill memotivasi orang lain, skill berkomunikasi yg efektif dan lain sebagainya.

Yg terakhir adalah skill terhadap data. Skill inilah yg semestinya didapatkan di bangku kuliah. Seorang lulusan perguruan tinggi diharapkan mempunyai skill untuk berhadapan dengan data. Seperti bagaimana waktu kuliah dulu, kita diajarkan dan dilatih bagaimana caranya melakukan observasi, memilih dan mengumpulkan sampling, mengolah data, menganalisa data, dan kemudian memberi kesimpulan atas data-data yg kita hadapi tersebut.

Jadi apakah berbeda orang yg masuk tempat kursus dengan orang yg sekolah? Jika si mahasiswa belajar dengan baik, maka tentu saja akan berbeda. Orang yg masuk tempat kursus itu melatih skill menghadapi benda, sementara orang yg masuk di bangku kuliah (S1, S2, S3) mengasah skill menghadapi data.

Yg perlu dicatat adalah bahwa Employer mencari pekerja-pekerja yg memiliki skill, bukan selembar kertas.

Di tempat kursus seseorang bisa memiliki sertifikat lulus ujian kursus. Dari PT, seseorang bisa mendapat ijazah dengan IPK tinggi. Namun itu semua bukan hal yg benar-benar dicari employer. Oleh karenanya employer menggunakan tahap seleksi lebih lanjut untuk menguji apakah orang-orang pemegang kertas ini memang benar-benar memilikk skill atau tidak.

So, jika anda memiliki selembar kertas, baik itu ijazah dengan IPK tinggi ataupun sertifikasi-sertifikasi lainnya, maka pastikan bahwa anda juga memiliki skill-nya. Jika tidak, maka anda mungkin akan kecewa karena employer tidak mau percaya begitu saja dengan kertas yg anda miliki sehingga masih menguji anda dengan wawancara dan metode uji lainnya untuk meyakinkan mereka.